Komunikasi Antar Budaya

Penulis : Ibrahim

Berkomunikasi bukanlah sekedar persoalan penyampaian pesan atau gagasan antar partisipan, akan tetapi bagaimana proses tersebut dilakukan dengan baik dan berhasil. Ketika pesan atau gagasan tidak diterima sebagaimana mestinya, seringkali kita dengan mudah menyalahkan lawan bicara kita sebagai pihak yang “tidak cukup pintar” untuk memahami pikiran kita. Mengapa kita tidak pernah berpikir sebaliknya, bahwa mungkin cara kita menyampaikan pikiran atau gagasan itulah yang sebenarnya keliru atau kurang tepat. Simbol yang kita pilih kemungkinan tidak mampu mewakili pikiran dan gagasan yang hendak dipertukarkan. Karena itu, aksioma komunikasi mengingatkan bahwa: “kita menyampaikan sesuatu yang tidak kita maksudkan, atau memaksudkan sesuatu yang tidak kita sampaikan”.
Komunikasi Antarbudaya; komunikasi yang berlangsung antar partisipan yang berbeda latar belakang sesungguhnya melibatkan kompleksitas nilai di dalamnya. Kompleksitas nilai itulah yang mesti dipahami dalam setiap komunikasi yang dibangun antarbudaya. Bagaimana setiap orang melihat, merasa, memikirkan, menyikapi sebuah perilaku, hingga memahami pesan dari sebuah komunikasi sangat bergantung dengan latar belakangnya. Simbol yang sama mungkin saja akan dipahami secara berbeda karena perbedaan latar belakang partisipannya. Sebaliknya, simbol yang beda mungkin saja memiliki pesan yang sama karena perbedaan latar belakang partisipannya. Sebagaimana niat hati ingin membangun persahabatan dengan simbol nonverbal tertentu, akan justru menjadi biang perkelahian karena berbeda dalam memahami simbol tersebut. Itulah diantara contoh kajian yang paling menarik dibincangkan dalam studi Komunikasi Antarbudaya.